Tujuh Kiat Sukses
Orang sukses adalah orang yang terus mencoba, meskipun telah mengalami banyak kegagalan. Ia memandang kehidupan sebagai peluang untuk mencapai kesuksesan. Itulah kira-kira kesimpulan dari penelitian selama 40 tahun terhadap orang-orang sukses. Yang dicoba ditemukan dari mereka adalah bagaimana dan mengapa mereka tergerak untuk menjadi teratas di bidang masing masing, dari olah raga, pendidikan, hingga pasar modal.
Apa sebenarnya yang mereka ketahui dan lakukan untuk menjadi sukses?
Berikut ada tujuh hal yang dilakukan mereka dalam meraih sukses:
1. Orang sukses mau mengambil risiko. Mereka berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang, dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman. David C. McClelland, seorang guru besar yang mendalami perjalanan orang-orang sukses serta telah melakukan perjalanan ke banyak negara dan melatih pengusaha kecil, menyatakan cara menjadi pengusaha kecil sukses adalah dengan menjadi pengambil risiko moderat; yang mau terus mengambil risiko untuk meraih sukses.
2. Orang sukses percaya diri dan merasakan bahwa mereka berbuat sesuatu untuk dunia. Mereka memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan peranan penting di dalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai keterampilan mereka, sambil tetap menyadari bahwa keterampilan inti memberi nilai kepada keterampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan kompensasi bagi mereka.
3. Orang sukses menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Mereka mampu melihat pekerjaan sebagai kesenangan; mereka memilih bekerja di mana mereka dapat unggul. Orang sukses menyukai tantangan; mereka menikmati pencapaian puncak permainan mereka, apakah di pekerjaan, lapangan tenis atau lapangan golf.
4. Orang sukses adalah pelajar seumur hidup. Mereka menyadari, pendidikan tak pernah berakhir tapi dimulai di setiap tingkatan kehidupan dan terus berlanjut hingga akhir kehidupan. Pendidikan tidak terbatas di ruang kelas; artinya mencoba ide baru, membaca buku, surat kabar, majalah, dan menggunakan Internet merupakan bentuk pendidikan pula. Karena itu, tetaplah mengalir sesuai perubahan ketertarikan dan kemampuan Anda, dan nikmati perubahan. Ini akan membantu Anda tumbuh dan merasakan lebih percaya diri.
5. Orang sukses berpandangan positif terhadap apa yang dapat mereka kerjakan, dan ini meluas pada hal-hal lain. Mereka percaya gelas itu setengah penuh dan bukan setengah kosong. Mereka menanamkan semangat pada diri sendiri dan dapat membayangkan diri bagaimana mereka berhasil menyelesaikan suatu tugas sulit atau mencapai penghargaan tertinggi. Orang sukses berbuat bagaikan pelatih bagi orang lain, dengan menyuguhkan pesan-pesan positif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka senang melihat orang lain membuat tonggak sejarah dalam kehidupan mereka.
6. Orang sukses punya banyak cara untuk memotivasi diri sendiri sehingga dapat terus berkarya lebih baik dari yang lain. Ada yang dengan cara melakukan beberapa pekerjaan setiap hari pada bidang berbeda. Seorang pria setengah baya memotivasi dirinya sendiri dengan mencoba mendapatkan lebih banyak uang daripada kakaknya. Seorang wanita berusia 29 tahun menjadi perawat top untuk menunjukkan kepada bekas gurunya bahwa dia memiliki keterampilan dan kecerdasan memadai untuk mencapai profesi itu.
7. Orang sukses menyelesaikan tugas tidak dengan setengah-setengah, dan mereka menggunakan cara kreatif dalam meraih sukses. Meski mungkin membutuhkan waktu lebih lama, mereka akhirnya melampaui garis finis. Mereka manfaatkan waktu dengan baik dalam mensinergikan kemampuan fisik dan mental untuk mencapai sukses.
Rasanya, Anda bisa juga mencoba. Siapa tahu Anda pun mampu mengikuti
jejak mereka. (WWM/William J. Bond/Gde)
Nah sebenarnya apa sih kiat sukses seorang Fadel Muhammad sehingga menjadi konglomerat sukses saat ini ?
Kiatnya menurut Fadel adalah :
1. Kita harus bekerja cerdas, bukan bekerja keras. Bekerja cerdas artinya bekerja dengan menggunakan akal, otak yang lebih banyak. Bukan bekerja siang dan malam tanpa henti. Fadel mengumpamakan, meskipun kita tiap hari main golf tidak ada masalah. Yang penting, akal jalan. Tinggal memandu, angkat telepon, perintah begini-begini, jalan..! Itulah bekerja cerdas.
2. Kita harus Opportunity Oriented, jangan diawalnya sudah risk oriented. Opportunity Oriented seperti misalkan “Nah ini adalah kesempatan baik", bukan risk oriented seperti : “Ini nanti bagaimana ya ?", “Wah jangan gini ah", “Ini bahaya", “Ini begini", “Ini begitu".
Fadel Muhammad ketika masa kuliahnya hampir selesai dulu di benaknya bukan, “Nanti kalau sudah lulus bekerja dimana ya ?". Ini adalah paradigma lama. Kita harus punya paradigma baru dalam hidup, yaitu “Ada kesempatan apa di luar ?". Jadi, Opportunity oriented.
Jadi dua hal diatas yang selalu ada di dalam diri Fadel Muhammad waktu kuliah di saat awal-awal merintis bisnisnya.
Sekedar catatan bahwa Fadel Muhammad hanyalah anak seorang keluarga sederhana dari ayah gorontalo dan ibu ternate.
KIAT SUKSES BERKENALAN
Banyak orang punya masalah ketika berkenalan dengan orang lain. Bagaimana cara memperkenalkan diri, membuat orang lain merasa tertarik pada kita dan selanjutnya bersedia membina hubungan dengan kita? Beberapa tips di bawah mungkin bisa Anda coba:
1. Ketika Anda memutuskan berkenalan dengan seseorang, konsentrasikan diri untuk menarik simpati orang tersebut dengan tutur kata dan suara yang baik, senyuman, bahasa tubuh, etika yang tepat, dan lain-lain. Tampillah sebagai pribadi yang menarik, karena pribadi yang menyenangkan membuat orang lain senang berhubungan dengan Anda.
2. Jika Anda yang menginginkan orang mau berkenalan dengan Anda, fokuskan perhatian pada orang tersebut. Sebelum mulai berkenalan, ketahui apa yang membuat orang tersebut tertarik. Anda bisa mencari tahu dari teman, keluarga atau dari pandangan sekilas berkaitan dengan penampilan, gaya, sikapnya, dan sebagainya.
3. Biasanya, orang tertarik karena adanya kedekatan geografis. Semakin berdekatan orang secara geografis, semakin besar kecenderungan mereka untuk tertarik satu sama lain. Misalnya, dua orang berasal dari Bandung, pembahasan tentang hal-hal di kota Bandung (tempat jalan-jalan, makanan, udara, produk, dan sebagainya) akan menyenangkan.
4. Orang tertarik bila orang lain punya minat serupa. Ahli menemukan bukti kuat bahwa pemilihan pasangan hidup didasarkan atas kemiripan usia, pendidikan, latar belakang etnik (ras, agama). Juga kemiripan sikap, pendapat dan pandangan dunia. Hal yang juga mempengaruhi perasaan seseorang terhadap orang lain adalah kepribadian, gaya berbusana, tingkat sosio-ekonomi, agama, usia, status.
5. Tunjukkan rasa suka pada orang tersebut, karena orang yang Anda sukai cenderung membalas dengan menyukai orang yang menyukainya.
6. Setelah Anda memutuskan topik yang akan Anda angkat untuk memulai pembicaraan, putuskan juga kesan yang ingin Anda buat. Misalnya, dalam situasi bisnis yang normal, kesan terlalu nyantai sementara Anda diharapkan tampak profesional, akan dipersepsi negatif oleh lawan bicara Anda. Orang lain tidak tahu yang ada dalam hati dan pikiran kita, orang hanya tahu orang lain dari apa yang dia lihat atau dengar. Jadi, berhati-hatilah dengan ekspresi, suara, gerak tubuh.
7. Jaga sikap tubuh. Kontak mata langsung sangat baik karena tatapan terang-terangan dipersepsi positif. Berlatihlah menatap langsung dengan ramah, respek, percaya diri dan meyakinkan. Tunjukkan minat tulus dan jujur melalui mata ketika berbicara. Hadapkan kepala Anda pada orang yang diajak berbicara. Jangan menatap orang dengan melirik, karena itu tidak mencerminkan ketulusan.
8. Ketika berjabat tangan, tunjukkan kesan respek, hangat, dan percaya diri. Berlatihlah jabat tangan yang baik dan mengesankan. Hindari jabat tangan yang sangat kencang atau jabat tangan dingin seperti ikan basah karena mengesankan 'saya tidak tertarik pada Anda'.
9. Pada perkenalan pihak ketiga, yang muda diperkenalkan lebih dahulu pada yang lebih tua, yang lebih tinggi jabatannya atau pada wanita (dalam kehidupan sosial).
10. Jadilah pendengar yang baik. Belajar untuk ingin mendengarkan kata-katanya. Tidak ada topik yang tidak menarik, kita saja yang tidak tertarik. Berempatilah pada isi ceritanya.
11. Berkaitan dengan gelar, sebaiknya lupakan gelar sendiri, artinya tidak usah menyebutu diri sebagai Ir. Toni atau Bapak Toni, namun cukup Toni.
12. Perhatikan penyebutan nama. Sebut nama orang tersebut di awal perkenalan. Misalnya, "Senang bertemu Anda, Bu Novi." Bila nama orang tersebut kurang jelas, minta penegasan sekali lagi. Ketika orang tersebut memberi kartu nama, minta nama dieja sehingga tidak keliru. Hal ini positif, karena orang akan merasa terkesan pada usaha maksimal kita menyebut namanya.
13. Beri pujian pada namanya. Mengatakan namanya indah, jarang dimiliki orang atau amat pantas dengan pembawaannya. Ini membuat orang merasa tersanjung, selain juga membantu kita mempermudah mengingat namanya.
Kiriman: Leila Mona Ganiem, S.Pd, M.Si - Konsultan Komunikasi
Kiat Sukses Membangun Kepercayaan Diri
Banyak ahli menilai, percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri.
Dalam dimensi yang sangat luas, sukses adalah milik semua orang. Tetapi, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan atau meraih kesuksesan. Kebanyakan orang menilai bahwa kesuksesan adalah milik orang-orang yang ber-IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan memilih spesialisasi yang paling terkenal.
Penilaian ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi kita juga harus melihat fenomena yang lebih luas, bahwa tidak sedikit orang-orang sukses yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dengan kata lain, IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan spesialisasi yang terkenal hanyalah bagian dari penunjang kesuksesan.
Di luar kemampuan itu, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam memprediksi kesuksesan seseorang; itulah yang kita sebut, antusiasme, hasrat, ketekunan, kerja keras, serta kebulatan tekad seumur hidup yang dimilikinya.
Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses, kematangan pribadi seseorang sangat dibutuhkan. Sebab kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya akan mudah diraih.
Di sisi lain, meraih kesuksesan jelas bukanlah perkara gampang. Ketika kita berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Ada kalanya seseorang begitu tegar, tetapi tidak sedikit juga yang patah semangat bahkan menyerah karena merasa tidak sanggup menghadapi tantangan yang ada di depannya.
Pada saat semacam inilah, rasa percaya diri sangat penting ditumbuhkan. Banyak ahli menilai bahwa percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri. Berikut ini adalah beberapa kiat guna membangun percaya diri.
Pertama, berani menerima tanggung jawab. Gerald Kushel, Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking, pernah mengadakan penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir semua manajer yang memiliki kinerja tinggi.
Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya pada siapa saja.
Kedua, kembangkan nilai positif. Jalan menuju kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan nilai-nilai positif pada diri sendiri. Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Dia menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata, "Saya tidak bisa," menjadi, "Saya bisa!"
Ketiga, bacalah potensi diri. Segeralah lacak, gali, dan eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan bertanya kepada orang-orang terdekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi para ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita. Karena bisa jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari, sehingga tidak berhasil kita gali.
Keempat, berani mengambil risiko. Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Cobalah menerima tantangan, kendati terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan sebanyak mungkin.
Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapat banyak peluang yang tak ternilai harganya. Namun jangan lupa, ketika mencoba sesuatu kita harus siap dengan hasil yang sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan.
Kalau hasilnya tak sesuai dengan keinginan, bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah Azza wa Jalla. Kalau kita sudah mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang gagal adalah orang yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga kelima puluh harus diawali dengan tangga pertama?
Kelima, tolaklah saran negatif. Bisa jadi, tidak semua orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan bersikap positif pada kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif. Hal inilah yang tak jarang malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan mempertanyakan kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita.
Dengan demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit mengambil jarak dengan sebijak mungkin bila ada pihak-pihak yang mencoba melunturkan kepercayaan diri kita. Keenam, ikuti saran positif. Rasa percaya diri merupakan sifat "menular". Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dsb, maka kita memiliki kecenderungan untuk meniru sifat tersebut.
Karena itu, carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan orang-orang yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan orang-orang yang gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri, Insya Allah semangatnya akan menular kepada diri kita.
Ketujuh, jadikan keresahan sebagai kawan. Banyak peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang dapat membuat kita mengalami rasa cemas atau gelisah. Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah kita harus mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah merupakan kawan. Tingkatkan energi, tajamkan kecerdasan, tinggikan kewaspadaan, dan kembangkan pancaindera. Daripada menyia-nyiakan energi untuk kecemasan yang sia-sia, lebih baik menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif.
Sesudah perhitungan kita matang, selanjutnya kepercayaan diri akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan Allah. Semakin kokoh ibadah kita, shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan Allah, maka itu bisa meningkatkan percaya diri.
Kita harus benar-benar menyadari bahwa Allah menciptakan kita benar-benar dengan perhitungan dan pertimbangan Yang Mahacermat. Seperti di firmankan Allah SWT dalam Quran surat at-Tiin ayat 4, "La qad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim" (Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Wallahu a`lam.n deny riana/mqp
09 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar